Wednesday, April 09, 2008

Memimpin Minus Pengawal

Sehari Bersama Ketua MPR Hidayat Nur Wahid

(Koran Tempo Ia memulai hari dengan bersujud. Bersarung cokelat kotak-kotak, baju koko putih, dan peci hitam, Hidayat Nur Wahid, 48 tahun, ditemani putra bungsunya, Hubaib Shidiq, 9 tahun, keluar dari kamar tidur menuju musala di samping kanan rumah dinasnya. Di musala berukuran 3 x 6 meter itu telah menunggu dua staf pribadi Hidayat yang juga akan salat subuh bersama, pukul 04.45 WIB Rabu lalu.

Pukul 05.10, seusai shalat subuh, Hidayat dan Hubaib beranjak ke lantai 2 rumahnya. Di bangunan utama rumah dinas Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu terdapat satu kamar tidur utama dan dua kamar tidur anak. Di depan ketiga kamar itu ada ruang berukuran 3 x 4 meter untuk ruang keluarga. Selama 15 menit Hidayat dan Hubaib
melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran di situ.

Sejak Kastian Indriawati, 45 tahun, istrinya, meninggal pada 22 Januari lalu, Hidayat menjadi orang tua tunggal bagi Inayah Dzil Izzati (kelas V Pesantren Gontor), Ruzaina (kelas III SMP Pesantren Anyer, Banten), AllaĆ¢ 'Khoiri (kelas I Pesantren Gontor), dan Hubaib Shidiq (kelas IV sekolah dasar di Pondok Gede, Bekasi). Di tengah kesibukannya sebagai Ketua MPR, guru, dan anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat berusaha menyempatkan diri menyiapkan keperluan sekolah Hubaib, satu-satunya anak yang tinggal bersamanya.

Pukul 05.55, Hidayat melepas Hubaib ke sekolah, diantar sopir keluarga mengendarai mobil pribadi Innova warna hitam. Sejak istrinya tiada, Hidayat ingin selalu melepas, nguntapke, Hubaib berangkat sekolah.

Pukul 06.00, berkaus putih, celana olahraga panjang hitam, dan sepatu putih, Hidayat menuju lapangan bulu tangkis yang jaraknya sekitar 200 meter dari rumah dinasnya menggunakan mobil pribadi Toyota Kijang LGX warna biru. Bersama staf pribadinya dan beberapa staf pribadi menteri di kompleks Widya Candra, pagi itu Hidayat main empat set langsung dengan dua kali istirahat masing-masing lima menit.

Hidayat selalu bermain cantik di tiap set. Smash dan permainan net menunjukkan kepiawaiannya bermain tepok bulu. Walhasil, pria kelahiran Klaten ini selalu memenangi pertandingan.

Bulu tangkis adalah hobinya selain sepak bola. Minimal tiap Selasa dan Rabu dia selalu menyempatkan diri memukul shuttlekok. Dia suka badminton sejak remaja. Di samping rumah orang tuanya di Kadipaten Lor RT 03 RW 08, Kebondalem Kidul, Prambanan, Klaten, ada lapangan badminton yang biasa dipakai keluarga dan warga sekitarnya.

Kebiasaan itu diteruskan Hidayat saat 13 tahun belajar di Madinah, Arab Saudi. Bersama teman-teman pelajar dari Indonesia dia membuat lapangan bulu tangkis di samping kontrakan.

Pukul 07.50, Hidayat menyudahi badminton. Menenteng tas raket, ia berjalan kaki menuju rumah dinasnya. Sesampai di rumah, Hidayat meminta izin kepada Tempo membersihkan diri dan bersiap-siap berangkat ke kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Dua puluh lima menit kemudian Hidayat ke lantai 2 menuju meja makan yang letaknya di bawah kamar tidur utama. Ruang makan menyatu dengan ruang keluarga, bersebelahan dengan ruang tamu dan ruang rapat.

Seperti di ruangan lainnya, di ruangan seukuran lapangan bulu tangkis ini tidak ada aksesori yang tergolong mewah. Hanya ada televisi 21inci dan akuarium berukuran 1 x 0,5 meter yang dihuni seekor ikan arwana. Di dinding tergantung satu lukisan bunga, foto Hidayat bersama para pemimpin MPR, serta foto-foto mendiang istrinya.

Menu sarapan kali itu nasi uduk, kering tempe, ayam dan telur goreng, sambal, dan kerupuk. Buahnya jeruk dan lengkeng, minumannya jus jambu dan air mineral. Tapi Hidayat hanya mengambil kering tempe, ayam goreng, sambal, dan kerupuk sebagai teman nasi uduk.

Hidayat agaknya penggemar kerupuk. Sekali makan, lebih dari tiga kali ia merogoh kaleng krupuk dari plastik itu. Ia mengaku tidak punya pantangan jenis makanan tertentu. Tapi masakan tradisional Jawa, seperti pecel, botok, sambal goreng, sayur lodeh, dan tentu saja kerupuk, paling ia gemari.

Untuk bekerja hari itu Hidayat memilih kemeja batik lengan panjang biru dengan motif kawung putih dan celana hitam. Hidayat jarang mengenakan jas. Dia lebih sering mengenakan batik, kecuali untuk acara kenegaraan yang mewajibkan jas.

Hidayat mengaku tak punya merek pakaian favorit. Istrinyalah yang biasanya menyediakan pakaiannya. Batik yang ia kenakan hari itu, misalnya, bahannya dibelikan Kastian dan dijahit di Pondok Gede, dekat rumah pribadinya.

Mendiang Kastian pula yang membelikan jam tangan Tissot yang dikenakan Hidayat, juga telepon seluler Nokia--bukan Communicator. Kastian membelikannya saat berhaji, beberapa hari sebelum meninggal. "Ini kenang-kenangan terakhir almarhumah (istri saya)."

Pukul 09.10, Hidayat bersiap ke kantor PKS.
Tanpa istrinya, kini Hidayat menyiapkan sendiri semua keperluannya. Memilih baju dan celana sampai menyemir sepatu. Sepatu yang dikenakannya hari itu sepatu Bata hitam yang terletak di samping tangga menuju lantai 2. Sepatu itu sudah tak mengkilap sehingga Hidayat perlu menyemirnya dulu. Ia tidak banyak memiliki koleksi sepatu atau sandal.

Setelah bersepatu, Hidayat memeriksa semua lampu ruangan. Lampu yang tidak dipakai dimatikannya.

Pukul 09.25, Hidayat masuk ke mobil Toyota Kijang LGX warna biru menuju kantor DPP PKS. Rencananya, pukul 10.00 akan ada deklarasi pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat. Karena untuk kepentingan partai, Hidayat tak menggunakan Camry, mobil dinas Ketua MPR. Hidayat duduk di kursi belakang. Di depan ada sopir dan ajudannya.

Meski pejabat negara, Hidayat jarang dikawal dan kerap bepergian tanpa voorrijder. Ia merasa aman dan nyaman tanpa mereka karena merasa tak punya musuh, sehingga tidak khawatir keamanannya terancam.

Tapi, tanpa voorrijder, ditambah lalu lintas yang kerap macet, perjalanannya jadi lebih lama. Dari Widya Candra menuju Mampang Prapatan pagi itu perlu 30 menit. Di perjalanan, Hidayat sempat menunjukkan tukang potong rambut langganannya. Letaknya di deretan warung Padang dan warung Tegal di pinggir Jalan Mampang Prapatan Raya.
Sebulan sekali dia potong rambut di situ. "Ongkosnya Rp 9.000 sekali
cukur."

Pukul 10.00, Hidayat tiba di kantor PKS. Deklarasi ditunda karena Presiden PKS Tifatul Sembiring dipastikan datang pukul 10.30. Di situ Hidayat bertemu dengan Ketua Majelis Syura Hilmi Aminuddin, Ketua Dewan Syariah Surahman, serta pengurus PKS Jawa Barat.

Hidayat belum pernah belajar politik secara formal. Tapi ia lahir dari keluarga aktivis. Kakeknya tokoh Muhammadiyah dan Masyumi di Prambanan, Jawa Tengah. Ibunya aktivis Aisyiyah--organisasi perempuan Muhammadiyah. Dan ayahnya, meski berlatar belakang Nahdlatul Ulama, menjadi pengurus Muhammadiyah. Kastian juga penggiat Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Hidayat menimba ilmu berorganisasi di Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) cabang Madinah. PPI Madinah adalah salah satu organisasi yang menolak penerapan Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi organisasi di masa Orde Baru. Beberapa kali petugas kedutaan dan menteri kabinet Soeharto membujuk agar PPI Madinah mengakui Pancasila sebagai satu-satunya asas organisasi, tapi tak mempan.

Hidayat kembali ke Indonesia pada 1993 dan mengajar di Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang. Ketika reformasi bergulir, bersama-sama aktivis muslim ia mendirikan Partai Keadilan. Kini, setelah berganti menjadi Partai Keadilan Sejahtera, partai yang semula hanya menerima anggota dari kalangan Islam itu mulai membuka diri untuk nonmuslim.

Tapi rekrutmen partainya, kata Hidayat, tetap taat pada jenjang pengkaderan. Untuk menentukan calon di parlemen, PKS akan melihat siapa yang akan diwakili calon itu. Jika penduduk yang akan diwakili mayoritas selain Islam, wakilnya bisa saja dari nonmuslim juga. Hidayat hanya 20 menit berada di kantor PKS. Ia buru-buru menuju
gedung MPR/DPR untuk menerima delegasi dari PPI.

Pukul 11.00, Hidayat tiba di gedung MPR/DPR. Tapi tamu yang ditunggunya dari PPI batal datang. Hidayat meneruskan pekerjaan dengan memeriksa beberapa dokumen dan menekennya.

Pukul 13.00, Hidayat menerima delegasi dari Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association Turki. Mereka mencari cara mempererat hubungan Indonesia dengan Turki.

Pukul 14.00, Hidayat menerima kunjungan rombongan Presiden National Endowment for Democracy Carl Gersham. Carl meminta Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi menularkan pengalamannya ke negara-negara di Timur Tengah. Hidayat menolak. Alasannya, "Rusaknya demokrasi di Timur Tengah karena sikap politik Amerika Serikat yang berstandar ganda."

Ia mencontohkan pemilu di Palestina. Khalayak, kata Hidayat, tahu pemilu Palestina sangat demokratis. Tapi karena rayuan Israel, negara-negara Barat termasuk Amerika tidak mengakui hasil pemilu itu. Menurut dia, Timur Tengah akan demokratis jika Amerika demokratis. "Jadi jangan Indonesia diminta mengajarkan demokrasi ke Timur Tengah. Mereka (Timur Tengah) melihat perilaku Amerika sendiri."

Meski banyak menerima tamu, Hidayat selalu tepat waktu untuk salat. Begitu azan berkumandang, dia bergegas berwudu. Pukul 15.25, Hidayat salat asar. Di ruangannya tersedia perlengkapan salat, termasuk peci yang bagian atasnya sedikit robek.

Pukul 15.40, Hidayat bersiap-siap kembali ke rumah dinasnya karena pukul 16.30 ia akan menerima Hanung Bramantyo, sutradara film Ayat-ayat Cinta yang lagi populer.

Pukul 15.45, Hidayat memasuki Camry, mobil dinasnya. Kali ini memang untuk kepentingan tugasnya sebagai Ketua MPR. Tapi tetap tanpa voorrijder. Hidayat jarang dikawal voorrijder kecuali kalau ada acara yang mendesak segera didatangi, tak boleh telat, dan lalu lintas macet.

Untuk acara yang bisa diatur jadwalnya dan tidak mendadak, dia pergi tanpa voorrijder. "Semua tergantung bagaimana kita mengatur waktu saja." Mobil Camry dengan pelat bernomor RI-5 itu pun mengarungi samudra kemacetan bersama mobil-mobil lainnya di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Pukul 16.25, Hidayat sampai di rumah dinasnya. Sepuluh menit berselang, tamu yang ditunggu, Hanung, datang. Hidayat menyambut Hanung di ruang tamu, mengenakan baju putih bermotif kotak-kotak pendek dan celana hitam. Hanung meminta pendapat Hidayat tentang film Ayat-ayat Cinta sekaligus saran untuk film Ahmad Dahlan--pendiri
Muhammadiyah--yang akan dibikinnya.

Meski hanya tiga kali menonton film seumur hidupnya, Hidayat mengkritik beberapa lafal bahasa Arab dalam adegan Ayat-ayat Cinta yang grammar-nya tidak benar. Lokasi shooting yang tidak sesuai dengan kondisi Mesir dikritik. Hidayat juga mempertanyakan mengapa Hanung menonjolkan sisi poligami dalam film itu, padahal dalam novelnya tidak.

Soal rencana membuat film Ahmad Dahlan, Hidayat menyarankan agar dalam film itu juga disinggung soal K.H. Hasyim Ashari, pendiri Nahdlatul Ulama. Menurut Hidayat, keduanya teman yang akrab dan satu guru saat menempuh pendidikan di Madinah.

Kiai Hasyim dan Ahmad Dahlan, kata Hidayat, satu kapal dalam perjalanan dari Pulau Jawa ke Arab Saudi. Meski berbeda pandangan tentang beberapa hal soal khilafiah, mereka berdua saling menghargai. Hidayat menerima Hanung selama dua jam, hingga pukul 18.35.

Pukul 18.45, Hidayat berangkat ke Warung Buncit untuk memenuhi undangan peringatan Maulid Nabi di Pesantren Assalafi Daarul Islah, Jalan Buncit Raya. Kali ini dia mengenakan baju koko putih dan celana hitam. Untuk keperluan ini dia menggunakan mobil pribadi Toyota Kijang LGX biru, tanpa pengawal dan voorrijder.

Akibatnya, dia terjebak kemacetan di Jalan Gatot Subroto, Mampang, dan Buncit Raya. Sejam lebih bertarung dengan kemacetan, Hidayat tiba di lokasi pukul 20.05. Di acara itu Hidayat sempat berceramah selama 30 menit.

Pukul 21.35, Hidayat kembali ke rumah dinasnya. Perjalanan lancar karena sudah malam. Dua puluh menit kemudian Hidayat sampai di rumah dinasnya. Sebelum tidur pada 23.00, Hidayat membaca semua surat yang masuk dan menutup hari dengan membaca Al-Quran. (Koran Tempo)

Petisi Tolak Roy Suryo

To: MPR RI

Dengan ini kami sebagai individu-individu blogger indonesia menyatakan protes terhadap semua statement-statement tidak berdasar, tuduhan sembrono dan ocehan ngawur yang telah dikeluarkan oleh KRMT ROY SURYO (selanjutnya disebut 'yang bersangkutan') di berbagai media terhadap para blogger Indonesia. Maka dari itu kami yang menyatakan mendaftar disini sepakat untuk:

1. Menghimbau media pers indonesia untuk tidak menggunakan statemen yang bersangkutan sebagai acuan dalam berita, karena terlalu banyak statement yang dikeluarkan tanpa riset dan data yang valid.

2. Menghimbau yang bersangkutan untuk berhenti memberikan statement ngawur di media dan internet, dan lebih berhati-hati dalam melontarkan tuduhan-tuduhan.

3. Mendukung upaya pengajuan tuntutan pidana terhadap yang bersangkutan atas tuduhannya yang tidak berdasar pada blogger indonesia (dalam hal ini salah satunya Enda Nasution) seperti disebutkan dalam statementnya di Indocommit

4. Menuntut kepada pemerintah untuk melakukan upaya untuk menghentikan statement yang meresahkan berbagai pihak dan mempermalukan komunitas kepakaran IT indonesia tersebut.

Sincerely,

The Undersigned
--------------------------------------------------------------------------------

The Tolak Roy Suryo Petition to MPR RI was created by and written by Ardian Perdana Putra (delcardino@yahoo.com). This petition is hosted here at www.PetitionOnline.com as a public service. There is no endorsement of this petition, express or implied, by Artifice, Inc. or our sponsors. For technical support please use our simple Petition Help form.

Sunday, April 06, 2008

Lagi...Arogansi Pengendara Motor Besar

kasus ini dialami oleh rekan saya, bro Yudha YJOC#0288 dari Bekasi Chapter

Cikarang, Sabtu, 5 April 2008 Pukul 16.28


hari itu merupakan hari yang ga pernah gw lupain selama gw nyemplak my Street Warrior. Gini ceritanya...

Setelah ngejemput pacar gw tercinta dari kediamannya di wilayah cikarang pusat (daerah terminal cikarang), gw melaju menuju Jababeka untuk menikmati malem minggu (Sorry ga ikut kopdar, coz lg ga boleh pergi2 jauh). Keadaan padat merayap di jalan Cikarang. Sengaja waktu itu saya ga melewati jalur Kawasan Industri. Saya memilih jalur utama. Ditengah asiknya menikmati kemacetan, persis di belakang pantat kontainer bersama rombongan kendaraan bermotor yang sabar antri, tiba2 sebuah motor Harlry davidson keluaran 2005/2006 melaju dari arah kanan saya. dengan suara yang gahar dan raungan mesin V-Twins-nya dia menghalangi jalan kendaraan dari arah berlawanan. dengan cacian dan makian dari sang pengendara, mebuat risih para pengendara yang lain.

Saya berada persis di belakang kontainer tersebut merasa terganggu dengan ulah pengandara tersebut. Selang beberapa detik kemudian, sang "motor besar" itu memepet saya, dan menyerempet seblah kanan motor. mengenai boncenger saya. ketika itu juga dia marah2 dan memaksa saya untuk minggir. Kemudian dia menendang motor saya, tetapi mengenai kaki boncenger saya (oh my sweety, Im so sorry for that mother****er did!). kemudian saya meminggirkan motor saya. Dan begitu pula dia. kemudian dengan sumapah serapah dan makian yang dia lemparkan ke muka saya, dia menyalahkan saya atas kejadian itu. dan dia menempeleng kepala saya sebanyak 3x. (1 kena muka, 2 kena helem, tp gpp... tempelengan banci!). Kemudian saya dipisah oleh warga yang melihat. Boncenger saya sudah jongkok dengen bercucuran air mata karena kesakitan di kakinya.

Dengen sedikit nada mengancam, saya akan melaporkan ke polisi. tetapi dia malah balik mengancam saya agar saya meminta maaf kepada dia. karena dia mengancam akan membuat saya babak belur. karena dia mengaku sebagai warga sekitar cikarang. Salah seorang warga, menyuruh saya untuk meminta maaf. Dan akhirnya dengan terpaksa saya meminta maaf kepada orang tersebut. Karena melihat kondisi pacar saya yang sudah syok dan cidera di kaki kanannya.

Setelah dia berlalu dengan sumpah serapah dan makian, saya melanjutkan perjalanan ke rumah saya.

Saya sudah melaporkan ini kepada pihak yang berwajib (polsek cikarang pusat) pada hari itu juga pukul 23.00. tetepi tidak ada tanggapan yang berarti kecuali sebuah nomor telfon Samsat pusat Polda metro jaya.

Sekiranya Bro n Sis di YJOC dapat membantu saya dalam melacak keberadaan siapa pemilik kendaraan bermotor tersebut.

Ciri Motor Besar tersangka
- Harley Davidson cooper
- Warna hitam
- nopol : B 5775 MB
Ciri pengendara
- badan tinggi, lumayan tegap, tidak atletis
- Celana jeans, kaos oblong merah, helem cetok warna merah
- keturunan Tionghoa

*) berita baiknya, saya tidak mengalami cidera, dan motor tidak mengalami kerusakan. hanya kaki pacar saya yang terkilir (dah sembuh dengan dipijet... hehe)

================================================

- Apakah dengan mengendarai motor besar bisa seenaknya menyerobot dan mengambil hak pengguna jalan yang lainnya.
- Apakah memang mayoritas pengendara motor besar memiliki atitud yang sama seperti itu?


sekiranya sekian dari saya, agar informasi ini disebarkan ke milis, forum, dan sebagainya. agar sekiranya pengendara tersebut dapat segera saya tuntut. Terima kasih sebesar2-nya kepada keluarga besar YJOC yang memberikan bantuan untuk menyelesaikan masalah ini hingga selesai. Keep brotherhood n spirit...

regards

yudha_YJOC 288
cikarang

Thursday, April 03, 2008

Undangan Dialog Terbuka Untuk Sdr. Roy Suryo

Undangan Dialog Terbuka Untuk Sdr. Roy Suryo
Dari Blogger untuk Blogger

“Dengan sangat senang, yang disebut ‘Dialog Terbuka’ adalah diskusi secara nyata dan bertanggung jawab,” kata Roy Suryo dalam pesan singkatnya kepada okezone, Selasa (1/4/2008).

Roy memastikan siap hadir dalam acara itu secara profesional seperti layaknya acara seminar. “Tolong mereka menyiapkan tempat umum yang ilmiah seperti kampus, diliput media, dan hadir secara nyata. Saya tidak melayani diskusi maya,” tegas dosen UGM Yogyakarta itu.

sumber: Okezone

Untuk menanggapi kutipan berita diatas, saya dengan ini mengundang secara resmi Sdr. Roy Suryo untuk hadir dalam acara Dialog Terbuka yang akan membahas tema isu seputar blogger terkait dengan statemen-statemennya yang telah dikeluarkannya di media massa.

Acara akan diselenggarakan pada:

Hari / Tanggal : Jumat, - 11 April 2008
Tempat : Universitas Budi Luhur Jakarta
Waktu : 13.00 -selesai
Acara : Dialog terbuka antara Riyogarta & Roy Suryo dengan tema seperti yang telah diutarakan diatas


Fasilitas:
Ruangan ber-AC dengan kapasitas 250 orang
LCD Proyektor
Sound System
Snack bagi pembicara dan peserta
Liputan media

Pendaftaran dilakukan di Universitas Budi Luhur Jakarta 2 jam sebelum acara dimulai (08.00 - 10.00 WIB). Pendaftaran tidak dipungut biaya.

Bagi pembicara dan moderator disediakan transportasi didalam kota dari dan ke Universitas Budi Luhur.

DICARI:

Seorang sukarelawan yang bersedia menjadi moderator dalam acara dialog terbuka ini. Adapun syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi moderator adalah:

Mengerti dunia teknologi informasi beserta perkembangannya.
Mampu menempatkan dirinya sebagai seorang yang netral
Diutamakan mereka yang berprofesi sebagai pengajar di perguruan tinggi (optional).
Karena keterbatasan dana yang dimiliki panitia, mohon maaf kami tidak menyediakan honor bagi pembicara dan moderator.

Terimakasih kepada Universitas Budi Luhur Jakarta yang telah menyediakan waktu dan tempat beserta fasilitas untuk terselengaranya acara ini.

Salam,

Riyogarta
Website: www.riyogarta.com
Email: me@riyogarta.com
Telp: 0855-100-7204

Kepada teman-teman blogger, wartawan maupun masyarakat luas yang kebetulan mengunjungi blog ini, mohon kiranya bisa turut membantu saya menyebarluaskan undangan ini dengan cara:

Copy-paste posting ini pada blog masing-masing dengan menyertakan sumbernya.
Menyalin link dari posting ini untuk disebarkan melalui blog masing-masing atau email.
Mendownload versi PDF dari posting ini untuk disebarluaskan.
Insya Allah apa yang saya lakukan ini bermanfaat bagi kemajuan blogger di tanah air.

Dowload Undangan Dialog Terbuka Untuk Sdr. Roy Suryo

Jakarta Kota Pantai?

Kamis, 03/04/2008 16:10 WIB
Bondan Winarno
Catatan Bondan Winarno
Jakarta Kota Pantai?

Jakarta - Siapa sih warga Jakarta yang sadar bahwa sejatinya Jakarta adalah kota pantai? Maklum, sebagian besar pantai Jakarta yang bagus sudah di-claim oleh perusahaan pengembang dan tidak dapat dimasuki warga kota kecuali bersedia membayar dengan karcis yang cukup mahal.



Belum lama ini saya berada di Turki dan singgah ke dua kota pantai yang indah: Istanbul yang dibelah Selat Bosphorus, dan Izmir di pantai Laut Aegea. Pantai-pantainya sangat indah. Seluruh pantai dipersembahkan untuk kepentingan dan kenikmatan warga kota. Tidak ada lahan di tepi pantai yang dipatok untuk kepentingan komersial, kecuali memang kavling-kavling yang sudah sejak zaman dulu dipakai sebagai kawasan hunian maupun bangunan bersejarah.

Di setiap distrik di Istanbul dan Izmir, dibangun taman-taman tepi pantai. Pada musim semi seperti sekarang ini, bunga-bunga tulip bermekaran dengan cantiknya. Tidak ada karcis masuk. Biaya parkir mobil pun tidak seberapa. Bangku-bangku taman terjaga dan terawat bersih. Begitu juga fasilitas toilet umum tanpa bayar yang bersih, kering, dan tidak berbau.

Yang paling mengesankan saya adalah tersedianya berbagai alat fitness untuk umum yang tersedia di taman-taman kota itu. Kalau di berbagai taman kota biasanya kita melihat alat-alat permainan untuk anak-anak, di Istanbul dan Izmir juga tersedia 'mainan' untuk orang dewasa berupa alat-alat fitness ini. Bagusnya lagi, semuanya terawat dan dapat dipergunakan. Tidak ada yang rusak!

Alangkah dimanjakannya warga kota Istanbul dan Izmir dengan taman-taman umum di tepi pantai. Di luar taman, selalu ada penjual minuman dan makanan yang tertata rapi untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang sedang berpelesiran.

Izmir bahkan mempunyai promenade cantik di sepanjang pantainya. Namanya Ataturk Caddesi. Tetapi, lebih dikenal dengan sebutan Kordon, karena ia memang mirip cordon alias pita indah yang menghiasi tepian pantai.

Ketika pertama kali berkunjung ke sana dulu, saya seakan mengalami deja vu - seolah-olah saya sedang berada di Nice, kota pantai indah di Prancis Selatan. Tidak heran pula bila orang menjulukinya sebagai 'The Riviera of the East'.

Di sepanjang Kordon, terdapat restoran-restoran dan butik-butik asri. Beberapa restoran di situ bahkan punya reputasi internasional. Kebanyakan menghidangkan masakan seafood. Contohnya adalah 'Deniz' yang selalu memenangi berbagai medali kuliner.

Pengelola kedua kota itu jelas menunjukkan keberpihakannya pada rakyat umum. Bukan kepada segelintir warga negara yang mampu membayar berapa pun untuk secara eksklusif menikmati anugrah alam. Hal yang sama juga kita rasakan di negara-negara maju Eropa dan Amerika.

Di semua negara maju kita juga melihat tata kota yang tidak mengizinkan pihak swasta atau perorangan meng-claim kawasan pinggir pantai. Di Portofino, San Remo, Nice, Cannes, San Francisco, Singapura, dan lain-lain, hotel-hotel tidak langsung berada di bibir pantai. Selalu ada bagian pantai yang dapat dilewati masyarakat umum tanpa bayar atau minta permisi.

Mengapa kita warga Jakarta merasa tidak mempunyai pantai?

Sambil mengenang almarhum Prof. Dr. Otto Sumarwoto yang baru saja meninggalkan kita, saya ingin mengulangi imbauan beliau. Pak Otto selalu mengingatkan para pejabat Pemerintah agar mengubah orientasi pikiran dari darat ke laut. "Sudah terbukti orientasi darat yang dilakukan rezim Presiden Soeharto salah, kok kita mengulanginya lagi sekarang?" tanya beliau.

Pikiran Pak Otto itu sama persis dengan pikiran almarhum Jenderal TNI Soemitro semasa hidupnya. "Saya memang orang Angkatan Darat. Tetapi, kalau kita tidak berorientasi ke laut, Angkatan Darat kita ini tidak akan berarti apa-apa. Terlalu besar beban untuk mempertahankan kedaulatan negara dari darat bila laut kita menganga tak terkawal," begitu kata-kata beliau yang selalu saya ingat.



Jangankan laut! Masyarakat kita pun terbukti tidak menghargai sungai. Buktinya, sungai di Indonesia selalu menjadi tempat sampah – dari hulu sampai ke hilir. Perhatikan juga tata letak rumah-rumah di tepi sungai. Bukankah kebanyakan rumah justru diletakkan membelakangi sungai? Agar sungai langsung menjadi jamban mereka?

Saya curiga para pejabat DKI pun tidak memikirkan laut dan sungai sebagai elemen keindahan. Orientasi mereka selalu pada tanah – terra firma. Kalau Manila saja sudah mampu membersihkan sungai di dalam kota, di Jakarta sungai baru mendapat perhatian ketika banjir melanda.

Mana ada sungai di Jakarta yang dikelola kebersihan dan keindahannya? Mana ada riverside park yang ditata asri di Jakarta? Bahkan, salah satu hambatan terbesar bagi gagasan penataan ulang 'Jakarta Old Town Kotaku' justru adalah Kali Besar yang jorok dan bau.

Di masa lalu, para noni dan sinyo berpelesiran ke Cilincing dengan Yacht Club-nya yang merupakan tempat dansa-dansi seronok. Sekarang? Siapa yang mau pelesiran ke Cilincing? Eh, ngomong-ngomong, di mana sih Cilincing itu?

Di masa lalu, ketika bagian pantai Pantai Impian Jaya Ancol masih dikenal sebagai Pantai Bina Ria – sekalipun ada kesan negatif bila keluyuran di sana di malam hari – setidaknya warga Jakarta masih punya pantai yang murah untuk dikunjungi.

Saya tidak bersikap kritis terhadap PT. Pembangunan Jaya yang telah membangun Ancol sedemikian rupa hingga menjadi tempat pelesiran yang lumayan bagus bagi warga kota. Yang saya tuntut adalah visi dari pengelola Kota Jakarta untuk menyediakan taman-taman publik di tepi pantai yang gratis, indah, aman, dan menyenangkan bagi warga kotanya yang penat. Tidak sadarkah mereka bahwa hidup di Jakarta ini sangat stressful?

Pihak swasta pun dapat ikut serta dalam inisiatif ini, khususnya bagi warga kota yang memang punya uang untuk membayar kebutuhan rekreasi mereka. Baru-baru ini di Ancol ada sebuah tempat makan-minum bernama 'Segarra' yang cukup saya sukai. Tempat itu benar-benar menempatkan laut sebagai elemen artistik utama.

Memang, 'Segarra' belum setara dengan 'ku-de-ta' di Legian, Bali, tetapi not bad, lah! Kita membutuhkan puluhan – bila tidak ratusan – tempat semacam 'Segarra' itu sebagai fasilitas rekreasi warga kota.

Barangkali, ya barangkali, bila banyak tersedia taman-taman indah di tepi pantai, akan banyak anak-anak Indonesia yang berpikir maju bahwa laut adalah sumber daya yang penting bagi bangsa. Maklum, generasi pemimpin yang sekarang kan kurang memikirkan hal itu?

Wednesday, April 02, 2008

Tragedi dibalik April Mop...

Tiap tanggal 1 April, ada saja orang terutama anak-anak muda yang merayakan hari tersebut dengan membuat aneka kejutan atau sesuatu keisengan. April Fools Day, demikian orang Barat menyebut hari tanggal 1 April atau lebih popular disebut sebagai 'April Mop'. Namun tahukah Anda jika perayaan tersebut sesungguhnya berasal dari sejarah pembantaian tentara Salib terhadap Muslim Spanyol yang memang didahului dengan upaya penipuan? Inilah sejarahnya yang disalin kembali sebagiannya dari buku "Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Halloween: So What?" (Rizki Ridyasmara, Pustaka Alkautsar, 2005)

SEJARAH APRIL MOP

Perayaan April Mop yang selalu diakhiri dengan kegembiraan dan kepuasan itu sesungguhnya berawal dari satu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan. April Mop atau The April's Fool Day berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 atau bertepatan dengan 892 H. Sebelum sampai pada tragedi tersebut, ada baiknya menengok sejarah Spanyol dahulu ketika masih di bawah kekuasaan Islam. Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah bisa dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walau sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan. Islam telah menerangi Spanyol. Karena sikap para penguasa Islam begitu baik dan rendah hati, maka banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam, namun mereka sungguh-sungguh mempraktekkan kehidupan secara Islami. Mereka tidak hanya membaca Al-Qur'an tapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam.

Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya. Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun mereka selalu gagal. Telah beberapa kali dicoba tapi selalu tidak berhasil. Dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam di Spanyol. Akhirnya mata-mata itu menemukan cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yakni pertama-tama harus melemahkan iman mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan budaya. Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari ketimbang baca Qur'an. Mereka juga mengirim sejumlah ulama palsu yang kerjanya meniup-niupkan perpecahan di dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil. Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan Salib.

Penyerangan oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang idbantai, juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua, semuanya dihabisi dengan sadis. Satu persatu daerah di Spanyol jatuh, Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Kristen terus mengejar mereka. Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak Muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara Salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar dari Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka. Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol, setelah ini maka kami tidak lagi memberikan jaminan! demikian bujuk tentara Salib. Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Beberapa dari orang Islam diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan, maka mereka segera bersiap untuk meninggalkan Granada bersama-sama menuju ke kapal-kapal tersebut. Mereka pun bersiap untuk berlayar.

Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim Granada yang keluar dari rumah-rumahnya dengan membawa seluruh barang-barang keperluannya beriringan jalan menuju pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai tentara Salib bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumahnya. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang telah itinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika para tentara Salib itu membakari rumah-rumah tersebut bersama orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya. Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan hanya bisa terpana ketika tentara Salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sedang tentara Salib itu telah mengepung mereka dengan pedang terhunus. Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara Salib itu segera membantai dan menghabisi umat Islam Spanyol tanpa perasaan belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Dengan buas tentara Salib terus membunuhi warga sipil yang sama sekali tidak berdaya. Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia Kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop.

Bagi umat Islam April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara-saudaranya seiman disembelih dan dibantai oleh tentara Salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak pantas jika ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Sebab dengan ikut merayakan April Mop, sesungguhnya orang-orang Islam itu ikut bergembira dan tertawa atas tragedi tersebut. Siapa pun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, beberapa abad silam.

Bandung euy...

Bandung, ibukota Jawa Barat salah satu kota yang menjadi salah satu barometer pariwisata di Indonesia. Lucky salah satu manusia yang beruntung mendapatkan kesempatan berkali-kali ke kota tersebut baik dalam rangka tujuan kerja maupun liburan keluarga. Sebagaimana yang gw alami mulai tanggal 2 April 2008 ini, gw ditugaskan kantor, lagi-lagi, ke Bandung.

Berangkat dari rumah pagi-pagi jam 6 ,setelah lebih dulu semalam sebelumnya memesan taxi Blue Bird, berangkat ke Bandung menggunakan jasa travel XTrans, salah satu travel Jakarta-Bandung-Jakarta yang sedang naik daun saat ini.